13 Desember 2011 pukul 21:20 ·
Sebuah
'revolusi' terasa begitu sulit di negeri ini; banyak pemikiran yang
masih terbelenggu 'syukur' atas apa yang ada, dan masih berputarnya
individu; sebagai objek perubahan itu sendiri, pada kepentingan
masing-masing. Kemudian mengakibatkan sulitnya 'revolusi' di negeri ini.
Setelah 'reformasi' di Indonesia, dinilai telah gagal memperbaiki sistem yang ada pada Indonesia. Sekarang ini, sebagian kalangan mulai menghendaki adanya sebuah 'revolusi'. Revolusi adalah perubahan secara menyeluruh yang terjadi dalam kurun waktu singkat; perubahan tersebut mencakup atas sampai bawah dari segala aspek dan sistem yang ada. Indonesia, kini mungkin telah beranjak pada proses keinginan untuk revolusi; bunuh dirinya seorang Mahasiswa, di depan istana merdeka sebagai ungkapan kekecewaan pada pemerintahan, adalah salah satu contoh, sebuah keinginan menyulut semangat revolusi.
Namun revolusi di Indonesia pun terasa sulit untuk dicapai. Ketika pikiran rakyatnya, masih terpenjara dalam rasa syukur atas apa yang ada tanpa berpikir apa yang salah. Menjadikan rakyat Indonesia kabur untuk berpikir meraih revolusi. Revolusi yang merupakan perubahan menyeluruh pun tentu memerlukan 'kita'; rakyat indonesia, sebagai bagian yang harus juga berubah. Namun dalam kata 'kita' sangat sulit untuk berubah. Kata 'kita' adalah bentuk jamak dari individu. Senyatanya individu-individu rakyat Indonesia pun masih berputar pada kepentingannya sendiri. Sehingga dalam keadaan, ketika seorang individu itu diuntungkan sistem yang ada, mereka enggan untuk menghendaki revolusi tersebut.
Permainan pemerintah, yang juga telah merambat pada tokoh masyarakat lainnya, juga jelas membungkam pikiran menghendaki adanya revolusi. Karena masih berat dalam istilah 'balas budi'. Pemahaman akan pentingnya sebuah pergerakan sebagai pendobrak perjuangan untuk perubahan, pun telah memudar. Rakyat Indonesia hanya menghendaki 'perdamaian', meskipun nyatanya ada dalam belenggu penderitaan.
#Penulis hanya orang awam
Setelah 'reformasi' di Indonesia, dinilai telah gagal memperbaiki sistem yang ada pada Indonesia. Sekarang ini, sebagian kalangan mulai menghendaki adanya sebuah 'revolusi'. Revolusi adalah perubahan secara menyeluruh yang terjadi dalam kurun waktu singkat; perubahan tersebut mencakup atas sampai bawah dari segala aspek dan sistem yang ada. Indonesia, kini mungkin telah beranjak pada proses keinginan untuk revolusi; bunuh dirinya seorang Mahasiswa, di depan istana merdeka sebagai ungkapan kekecewaan pada pemerintahan, adalah salah satu contoh, sebuah keinginan menyulut semangat revolusi.
Namun revolusi di Indonesia pun terasa sulit untuk dicapai. Ketika pikiran rakyatnya, masih terpenjara dalam rasa syukur atas apa yang ada tanpa berpikir apa yang salah. Menjadikan rakyat Indonesia kabur untuk berpikir meraih revolusi. Revolusi yang merupakan perubahan menyeluruh pun tentu memerlukan 'kita'; rakyat indonesia, sebagai bagian yang harus juga berubah. Namun dalam kata 'kita' sangat sulit untuk berubah. Kata 'kita' adalah bentuk jamak dari individu. Senyatanya individu-individu rakyat Indonesia pun masih berputar pada kepentingannya sendiri. Sehingga dalam keadaan, ketika seorang individu itu diuntungkan sistem yang ada, mereka enggan untuk menghendaki revolusi tersebut.
Permainan pemerintah, yang juga telah merambat pada tokoh masyarakat lainnya, juga jelas membungkam pikiran menghendaki adanya revolusi. Karena masih berat dalam istilah 'balas budi'. Pemahaman akan pentingnya sebuah pergerakan sebagai pendobrak perjuangan untuk perubahan, pun telah memudar. Rakyat Indonesia hanya menghendaki 'perdamaian', meskipun nyatanya ada dalam belenggu penderitaan.
#Penulis hanya orang awam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar