Kau tiba sewaktu dunia dicengkram kegelapan
Ketika yang ada hanyalah gemericik hujan
Kau membewa secercah pijar lentera
Dan kau singgah sembari memberikan terang
Gubuk reot yang dipenuhi tangisan dan rintihan yang kau singgahi
Adalah tempat segala rasa ku bersemayam dalam kepedihan
Senyum ramah mu, mengobati luka mereka dan memberikan ketenangan
Kau bagai keajaiban dan anugrah dari sang pengasih
Hadir mu kembali bangunkan mentari yang telah lama tertidur
Membuat bunga-bunga sudi tumbuh di tanah ku yang tandus
Dan kau adalah takdir, untuk selamanya menetap di sini
Di gubuk reot yang kelak kan menjadi surga kita
Mastono, 18 Maret 2012